infoBaswara.com, Jakarta – Investor properti asal China kini begitu gencar masuk dan membangun berbagai tipe properti di Indonesia. Setidaknya, sekitar 5 tahun terakhir, investor asal Negeri Tirai Bambu itu serius membidik pasar properti Indonesia, dengan nilai investasi triliunan.
Terdapat beberapa nama pengembang asal China yang sekarang sedang menggarap bisnis hunian di Indonesia, seperti Hongkong Land (bekerjasama dengan Sinar Mas Land Group), CCCG (Constructions and Communications Group) – mendevelop Daan Mogot City, China Sonangol, Kingland Group (membangun proyek Kingland Avenue), dan PT Sindeli Propertindo (Wuzhou Investment Group, China) – membangun Jakarta Living Star, di Cibubur.
Paling tidak, ada empat alasan utama, para pengembang China kini gencar berinvestasi properti di Indonesia, yaitu: Pertama, adanya pertumbuhan kelas menengah dan bonus demografi yang begitu besar di Indonesia, mengalahkan sejumlah negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dengan kata lain, potensi pasar properti di Indonesia adalah yang paling besar di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, pembangunan infrastruktur Indonesia (pelabuhan-pelabuhan baru, jalan bebas hambatan, transportasi berbasis rel, dll) yang begitu masif. Berpotensi melahirkan industri, yang mana akan mendorong kebutuhan akan hunian. Jadi, terdapat hubungan erat antara pembangunan infrastruktur untuk transportasi publik dan kebutuhan akan properti.
Ketiga, situasi politik dan keamanan yang dianggap cukup stabil. Kepemimpinan Presiden Joko Widodo dipandang mampu menstabilkan situasi ketertiban dalam negeri, dan menjamin keamanan investasi asing, khususnya di bidang properti.
Keempat, adanya perlambatan bisnis properti di China. Mendorong para investor China mencari pasar properti alternatif yang menjanjikan.
Minat super tinggi para pengembang China melebarkan sayap usaha propertinya di Indonesia, tak cuma berhenti pada satu proyek saja. Mereka bahkan, telah memiliki beberapa lahan cadangan (land bank) yang dibayar tunai, guna keperluan proyek berikutnya. Strategi land bank dilakukan oleh PT Sindeli Propertindo misalnya, yang berinduk pada Wuzhou Investment Group di China. Direncanakan, setelah usai membangun Jakarta Living Star, Cibubur pada tahun 2020, perusahaan ini akan mengembangkan properti baru di kawasan Cikeas, Bogor. Tak tanggung-tanggung, lahan seluas 150 ha pun akan dikembangkan di Cikeas.
Head of Sales Department Ahmad Nuriman mengatakan, pengembangan di Cikeas akan dilakukan setelah Jakarta Living Star rampung pada 2020 mendatang.
“Indonesia masih butuh hunian. Sementara pasokan yang ada tidak mencukupi. Itu yang akan kami penuhi,” terang Ahmad Nuriman, Head of Sales Department PT Sindeli Propertindo, seperti dilansir Kompas.com, Minggu (8/1/2017). .
Sebenarnya, kondisi properti di Indonesia sendiri tidaklah jauh beda dengan apa yang kini terjadi di China, yaitu terjadi penurunan volume penjualan, namun para investor properti China yakin, kondisi tersebut akan berubah, dan setelah itu penjualan akan membaik.
Para investor China sangat concern membeli lahan dan membangun multifungsi properti, utamanya di kawasan timur dan barat Jakarta. [CT]
dari berbagai sumber
featured img: economist.com