Sebuah penelitian interaktif yang dilakukan untuk mengetahui cara kerja dan kehebatan otak manusia, yang disebut dengan Brain Games, diadakan di sebuah tempat di London, Inggris.
Terdapat 3 peserta dalam Brain Games tersebut. Ketiganya harus memasuki sebuah labirin rumit yang terbuat dari tanaman. Mereka harus menemukan 5 bendera berwarna putih yang ditempatkan di beberapa bagian labirin. Syarat bagi pemenang, harus menemukan ke-5 bendera tanpa menemukan jalan buntu, dan tidak boleh melintasi jalur yang sudah dilalui.
Ternyata, ketiga peserta itu sangat mencolok perbedaannya. Peserta pertama adalah seorang anak perempuan cerdas yang suka bermain, berusia 10 tahun. Peserta kedua adalah seorang pria berusia 30-an, yang merupakan Doktor (S3) Matematika. Dan, peserta ketiga adalah pria berusia 50-an, yang berprofesi sebagai sopir taksi. Siapakah pemenangnya?
Hasilnya, si anak perempuan cerdas tadi membukukan catatan waktu paling cepat menemukan ke-5 bendera. Namun, ia sempat melintasi jalan yang sama satu kali.
Catatan tercepat kedua dibukukan oleh si Doktor Matematika. Ia berhasil menemukan ke-5 bendera. Sayangnya, ia sempat menemukan jalan buntu.
Tak diduga, si sopir taksi yang sudah berusia cukup lanjut, berhasil menemukan semua bendera tanpa melintasi jalan yang sama, tidak menemukan jalan buntu, dan tidak pula tersesat. Memang, ia membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari dua peserta lainnya, namun tanpa melanggar aturan permainan; Ia tidak melakukan kesalahan. Dan, dialah pemenang permainan otak tersebut!
Menariknya, di akhir sesi Brain Games, sopir taksi berusia lanjut itu mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mengalami kesulitan apapun dalam permainan tersebut. Lanjut katanya, bahwa permainan itu terlalu mudah baginya! Jikapun ada masalah, hanyalah masalah waktu menyelesaikan permainan yang sedikit lebih lambat, karena faktor fisik.
Fakta sebelumnya, sebuah penelitian terkait otak yang pernah dilakukan terhadap para pekerja di London, menemukan bahwa Hipokampus dari para sopir taksi di London ‘lebih membesar’ kondisinya ketimbang pekerja manapun di salah satu kota tersibuk di dunia itu.
Hipokampus adalah bagian dari otak besar yang terletak di lobus temporal. Manusia memiliki dua hippocampus, yakni pada sisi kiri dan kanan. Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik, yang berperan pada kegiatan mengingat (memori) dan navigasi ruangan.
Adalah fakta, para sopir taksi di London, terbiasa merekam dan mengingat setidaknya 25 ribu lokasi di kota itu, termasuk posisi jalan, gedung-gedung vital, perumahan warga, restoran, hingga lokasi yang tidak populer.
Fakta dan hasil penelitian di atas hendak menunjukkan bahwa kecerdasan otak seseorang tidak selalu dapat menyelesaikan masalah apapun. Kecerdasan pun tidak sama dengan dapat mengingat apapun. Nyatanya, kebiasaan positif yang terjadi menahun dapat direkam sangat baik oleh otak. Dan hal itu rupanya sangat membantu memecahkan masalah, manakala persoalan yang hampir serupa dialami.
Terhadap hal ini, dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa kecerdasan tidak melulu soal strata pendidikan. Sebab, kecerdasan pun tercipta lantaran adanya ‘kebiasaan’ tertentu. Idealnya, kecerdasan merupakan gabungan tingkat intelegensi tinggi dan kebiasaan yang terbiasa.
So, langgengkan dan kembangkan kebiasaan positif yang Anda punya hari ini, karena itulah keahlian Anda! Itulah tanda bahwa Anda pun orang cerdas! Dan kecerdasan yang berawal dari kebiasaan itulah yang akan membawa Anda merengkuh kesuksesan.