infoBaswara.com, Jakarta – Gangguan kejiwaan yang tidak terkontrol dan terobati, dapat membahayakan bagi diri si penderita sendiri, dan bagi orang lain. Salah satu gangguan kejiwaan yang berbahaya adalah Psikopat (Inggris: psychopath).
Salah satu gangguan kejiwaan/kepribadian ini bisa muncul sejak dini (anak-anak). Pada anak, gejala Psikopat terlihat pada perilaku ‘kejam’ dalam memperlakukan hewan apapun, tidak suka bergaul, amarah yang gampang meledak-ledak kepada siapapun dan apapun, dan senang mengintimidasi serta melakukan bullying terhadap teman-temannya (kalau ada).
Dalam kasus tertentu, prestasi yang buruk di sekolah, dan dengan sadar tidak mau berusaha disiplin dan berprestasi, itu bisa jadi tanda awal Psikopat-dini. Gejala Psikopat tersebut makin kentara pada usia antara 20 hingga 30 tahun.
Untuk menentukan seseorang Psikopat atau bukan, tak bisa langsung menilai begitu saja dari perilaku kasat mata sesaat. Diperlukan serangkaian pengamatan cukup lama dan pemeriksaan komprehensif (psikopat tes) terhadap apakah seseorang benar-benar mengidap gangguan perilaku antisosial itu. Itu sebabnya, dunia medis cenderung menyebut Psikopat sebagai gangguan kepribadian antisosial.

Lalu, apa itu Psikopat? Dalam arti sederhana, Psikopat adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan beberapa ciri khas, seperti: perilaku antisosial, tindakan berani yang tak terkendali, tidak memiliki empati, egois tinggi, dll.
Secara etimologis, Psikopat itu berasal dari kata psyche (jiwa) dan pathosi (penyakit). Secara harfiah, psikopat berarti: sakit jiwa. Tetapi, psikopat itu tak sama dengan “kegilaan” (skizofrenia/psikosis). Tidak sama, karena seorang Psikopat itu Sosiopat. Disebut Sosiopat, karena perilakunya yang antisosial, minus empati dan cenderung merugikan orang-orang di sekitarnya. Sikap dan aksi antisosial itu disadari penuh oleh penderita.
Jadi, seorang Psikopat akan tampak normal berada di antara komunitas atau di lingkungan manapun ia eksis, dan sepertinya melakukan aktivitas-aktivitas umum sebagaimana orang kebanyakan. Sedangkan, gila (skizofrenia) dalam arti sesungguhnya, akan sering terlihat berbicara sendiri, tidak sadar dirinya bertelanjang, dipisahkan atau memisahkan diri dari keramaian, dan berada di rumah sakit jiwa.
Yang menjadi Pembeda Psikopat dengan orang normal adalah pada hati nurani-nya. Sebab, seorang Psikopat tumpul bahkan tidak memiliki hati nurani sama sekali. Maka itulah, tindakannya cenderung (sengaja) merugikan orang-orang di sekitarnya.

Inilah 18 Ciri-Ciri Psikopat:
- Bertindak spontan tanpa memikirkan perasaan orang lain yang dirugikan atas perilakunya
- Merasa superior dan memamerkan keunggulannya secara berlebihan
- Pembohong sempurna (penipu ulung)
- Tidak memiliki empati atas rasa sakit atau kedukaan orang lain
- Sengaja dan sadar melanggar hak orang lain, penuh intimidasi, dan selalu salah mengartikan kejadian di sekitarnya
- Mampu menguasai emosi orang lain, dan memanipulasinya
- Egoismenya sangat tinggi
- Tak mampu mengontrol emosi
- Mudah marah terhadap siapapun dan apapun
- Tidak bersahabat
- Mudah dan cepat menyerang/melukai fisik orang lain
- Dendam dalam waktu yang lama, dan selalu berusaha membalas
- Cerdas memanipulasi ekspresinya
- Tiada rasa sesal terhadap kesalahan apapun yang diperbuatnya
- Tidak mudah mengikuti aturan umum; sering protes; mengikuti aturannya sendiri
- Selalu gagal belajar dari pengalaman kesalahan yang dibuatnya
- Sangat cakap memakai pesona dan kecerdasannya untuk merugikan orang lain
- Spontan melakukan penelantaran dan kekerasan terhadap anaknya
Karena tidak mempunyai hati nurani yang baik, ke-18 Ciri-Ciri Psikopat itu melekat dalam diri dan teraplikasi dalam praktik hidup seorang Sosiopat!
Lihat 5 Artis Top Dunia yang Pernah Sakit Jiwa
Kendatipun seorang Psikopat tidak melulu sebagai pembunuh sadis, sebagaimana film-film bertema tentang pembunuh berdarah dingin yang mungkin pernah kita tonton. Tetapi memang, seorang Psikopat selalu menjadi the trouble maker di lingkungannya berada. Perilaku pembuat masalah itu bisa terlihat sangat kasat mata karena spontan terjadi, tetapi bisa pula tanpa terdeteksi sebelumnya, lalu mendadak kejadian.
Lantaran ‘bermuka banyak’, seorang Psikopat jauh lebih berbahaya daripada seseorang yang jelas-jelas gila (skizofrenia). Jadi, kenali ciri-cirinya dan jagalah orang-orang tercinta Anda, termasuk Anda sendiri dari ancaman mendadak dan atau terencana diam-diam dari seorang Psikopat! [CT]
featured img: rd.com