infoBaswara.com, Jakarta – Debat Pilkada DKI Jakarta 2017 untuk kali perdana yang diadakan di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1/17) berjalan lancar. Acara yang sedianya akan dilangsungkan tiga kali ini, dipandu oleh Moderator Ira Koesno. Debat berlangsung dalam tensi yang sedang-sedang saja.
Meskipun masing-masing kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2017-2022 ini saling menjawab dan mengkritisi lawan debatnya, secara umum suasana perdebatan berjalan kondusif.
Beginilah hasil Debat Pilkada DKI Jakarta 2017 secara umum, sebagaimana yang tampak dari gestur dan substansi yang disampaikan masing-masing.
Paslon (pasangan calon) Agus-Sylvi, kandidat Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut 1, yang semula diragukan banyak warga DKI dan para netizen, ternyata mampu mengimbangi para seniornya. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) justeru tampil percaya diri, bersemangat dan menggebu-gebu dalam memaparkan visinya, serta bernas dalam menjawab kritik paslon lain.
Agus Yudhoyono mulanya memaparkan program 1 milyar setahun untuk warga miskin dengan menggebu-gebu.
Di saat lain, ia pun tegas mengatakan untuk membangun Jakarta tanpa menggusur.
“Kami akan membangun tanpa menggusur,” ucap Agus lantang.
Mengaku belajar lebih santun dan tenang menghadapi publik melalui Djarot Saiful Hidayat, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, memang tampil lebih tenang, jauh dari temperamental sebagaimana cirinya dulu sewaktu menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI. Penampilan Djarot pun tampak berwibawa dan banyak mengumbar senyum.
Lihat Pantauan PoliticaWave: Cagub-Cawagub yang Paling Banyak Dipercakapkan Netizen
Menanggapi pernyataan AHY dalam membangun Jakarta tidak akan menggusur, Ahok menegaskan bahwa adalah salah jika membiarkan warga yang tinggal di bantaran sungai dibiarkan begitu saja. Mereka digusur untuk kebaikan mereka sendiri, dan sungai dapat dinormalisasi untuk mencegah banjir.
“Saya kira jauh lebih tidak manusiawi jika membiarkan masyarakat yang sudah salah (tinggal di pinggiran sungai),” tegas Ahok.
Pernyataan Ahok tersebut ditegaskan lagi oleh wakilnya, Djarot Saiful Hidayat.
“Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia. Warganya tidak boleh tinggal di kolong jembatan dan bantaran sungai. Maka, kami berkomitmen memberikan rusun yang layak, dan mensubsidi kehidupan mereka,” ucap Djarot.
Terkait penggusuran, cagub-cawagub DKI nomor urut 3 Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, yang tampil kompak dan saling mengisi, menyampaikan bahwa hukum tidak berlaku adil untuk para korban penggusuran.
“Saya belum lama mengikuti syukuran di Kampung Duri, yang memenangkan gugatan terhadap Pemda DKI. Apa yang terjadi di tempat itu? Ketidakadilan dilaksanakan. Yang saya dapat dari kasus penggusuran mereka adalah, ketika berhadapan dengan kekuasaan yang kuat, (hukum/keadilan) tumpul, tetapi ketika berhadapan dengan rakyat miskin, tajam. Kami tidak akan menghilangkan orang miskin, tapi kami akan menghilangkan kemiskinan. Kami akan melakukan peremajaan kota,” tegas Anies.
Masih terkait soal penggusuran yang dilakukan Ahok-Djarot, sebagai petahana, Anies mengingatkan janji Ahok kepada warga yang digusur, yang sebelumnya tinggal di pinggiran sungai.
“Ada janji lima tahun lalu akan bangun kampung deret di pinggir-pinggir sungai. Mana janji itu? Kemana janji itu?” sindir Anies.
Di lima menit terakhir sebelum usai acara Debat Terbuka Pilkada DKI 2017 itu, Moderator Ira Koesno, menanyakan satu pertanyaan yang menarik sekaligus gampang-gampang susah untuk dijawab, yaitu apakah akan tergiur maju sebagai capres dan cawapres 2019. [CT]
Lihat Jawaban Paslon Gubernur-Wakil Gubernur DKI soal Capres dan Cawapres
featured img: tempo.co