infoBaswara.com, Jakarta – Hubungan Indonesia dengan Australia mengalami pasang surut. Ada beberapa peristiwa penting yang menjadi sejarah timbul tenggelamnya hubungan Indonesia dengan negeri Kanguru, Australia.
Berikut beberapa peristiwa penting pasang surut Indonesia – Australia:
1. November 2013
Indonesia menarik pulang Dubes RI, karena terbongkarnya penyadapan ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang dilakukan oleh intelijen Australia. Peretasan ponsel SBY tersebut telah dilakukan sejak tahun 2009.

2. Agustus 2014
Setelah hampir setahun hubungan kedua negara renggang, Indonesia dan Australia sepakat menandatangani perjanjian kerjasama yang baru. Dengan demikian, mencairkan kebekuan hubungan Indonesia-Australia.
3. April 2015
Australia bereaksi keras dengan menarik pulang Paul Grigson, Dubes-nya, karena pemerintah Indonesia menolak grasi dua warga negaranya yang terlibat kasus narkoba, yaitu Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Keduanya dieksekusi mati karena kasus itu.

Di saat yang sama, anggota negara-negara persemakmuran itu mengancam Republik Indonesia (RI) dengan tidak akan lagi menghibahkan pesawat angkut segala medan, Hercules.
4. Juni 2015
Ini menggelikan! Berawal dari Tim TNI AD yang berhasil meraih juara umum alias menang telak dalam perlombaan menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Di AASAM 2015 itu, TNI AD meraih 67 medali (32 emas, 15 perak dan 20 perunggu). Artinya, sejak 2008, keikutsertaan Indonesia di ajang militer bergengsi itu, TNI AD telah menjadi juara umum untuk ke-7 kalinya secara berturut-turut. TNI AD mengalahkan 15 tim penembak jitu elit dunia, yang berasal dari 13 negara, yaitu: Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Singapura, Jepang, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Kaledonia Baru, Timor Leste, Tonga, dan tuan rumah Australia.

Lantaran kesuksesan spektakuler yang mungkin tak bakal terkejar itulah, militer Australia meminta supaya senapan standard TNI dan Polri, yaitu Senapan Serbu (SS-2 V4) dan pistol G-2, yang dipakai Tim TNI AD dalam ajang AASAM, dibongkar. Guna mencari kecurangan di dalamnya.
SS-2 V4 dan pistol G-2 memang dibuat oleh Pindad ( Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial).
5. Juni 2015
Kebijakan kontroversial Australia yang dikenal tidak mau menerima para pencari suaka dari negara manapun tanpa dokumen resmi, membuat negeri Kanguru itu nekat menyuap kru kapal yang membawa pengungsi untuk kembali berada di perairan Indonesia.
6. Desember 2016
Indonesia memutuskan hubungan kerjasama dengan militer Australia, karena didapati materi dan kurikulum belajar para prajuritnya, merendahkan Indonesia, dan melecehkan ideologi Pancasila. [CT]
dari berbagai sumber